Senin, 20 September 2010

DINAMIKA PERTAMINA Stok BBM Dipastikan Aman Selama Lebaran

Pemerintah memastikan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang akan melonjak selama mudik dan arus balik dapat terpenuhi seluruhnya. Pasokan BBM telah disiapkan dari H-10 sampai H+10 Lebaran. Itu artinya cadangan rata-rata di atas 20 hari ke depan.



PT Pertamina (Persero) juga telah melakukan persiapan rutin untuk memonitor secara terus menerus lonjakan kebutuhan BBM tersebut. Pertamina memiliki control room untuk memantau BBM nasional sehingga kebutuhan masyarakat bisa tercukupi seluruhnya.
"Pemerintah sudah mempersiapkan stok BBM dengan baik dan Pertamina juga telah melakukan persiapan rutin serta monitoring bila terjadi lonjakan nanti. Untuk Idul Fitri ini fokus kita BBM. Untuk listrik biasanya kegiatan industri berhenti, jadi beban listrik berkurang," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis ( 20/9).
Menurut dia, ketersediaan BBM menjelang dan selama Idul Fitri 1428 H stok BBM jenis premium dan solar yang banyak dibutuhkan untuk transportasi masyarakat rata-rata 20 hari, serta kerosin kebutuhan rumah tangga juga memilik stok yang cukup.
"Kita sudah mempersiapkan dengan baik karena seperti biasanya setiap tahun Pertamina sudah mempersiapkannya. Kebutuhan per tahun sekitar 17 juta kilo liter, terutama untuk premium dan minyak tanah," kata dia.
Sedangkan prioritas persiapan pasokan BBM yang dilakukan Pertamina adalah menyangkut arus mudik Lebaran, terutama untuk transportasi dari arah barat ke arah timur. Untuk itu, pihaknya akan mempersiapkannya dengan stok-stok yang mobile. "Jadi tanki-tanki itu kita siapkan di sepanjang jalur Pantura," ujarnya.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Faisal juga menyebutkan pihaknya akan menambah stok bahan bakar minyak (BBM) menjelang Lebaran sehingga dapat memenuhi peningkatan permintaan BBM dari masyarakat dan menjaga stok nasional. Pertamina menambah stok untuk Lebaran untuk jenis premium 4,8 juta barel dan solar 5,4 juta barel.
Selain itu, Pertamina juga melakukan identifikasi daerah rawan akibat kenaikan permintaan stok BBM menjelang lebaran. Di daerah Banten biasanya meningkat 50 persen, Jakarta 30 persen, Jabar 50 persen, Jateng 71 persen, dan Jatim 84 persen. Peningkatan itu biasanya terjadi pada H-3 hingga H+7 setelah Lebaran.
Faisal mengatakan, Pertamina juga akan menyiapkan sejumlah daerah sebagai kantong-kantong BBM di jalur pantura yang merupakan jalur mudik. Akan disediakan sekitar 16 SPBU yang dilengkapi dengan truk-truk tanki siaga berisi premium dan solar. Volume solar lebih sedikit dibanding premium.
"Untuk kelancaran arusnya, kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memberikan prioritas pada truk-truk tanki dan untuk menjaga keamanan suplai," katanya. Menurut dia, melalui pusat pengendali di kantor pusat Pertamina dapat dipantau perkembangan pasokan BBM di berbagai daerah, baik yang kekurangan maupun kelebihan.
"Dapat dimonitor stok nasional secara keseluruhan untuk seluruh jenis produk BBM di seluruh Indonesia. Dari situ bisa diprediksi daerah mana yang akan kekurangan atau kelebihan stok pada kondisi tertentu," ujarnya.



16 SPBU Kantong

Dalam mengantisipasi lonjakan permintaan premium dan solar selama arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, PT Pertamina Pemasaran BBM Retail Region IV Jateng-DIY menyiapkan sekitar 16 'SPBU Kantong' di seluruh wilayah Jateng dan DIY.
General Manager PT Pertamina Pemasaran BBM Retail Region IV Jateng-DIY, Endang Sri Siti mengatakan, SPBU Kantong tersebut akan disiapkan di sejumlah lokasi strategis terutama di jalur pantai utara dan selatan.
"Keberadaan SPBU Kantong ini berfungsi untuk memperpendek jarak distribusi BBM sebagai antisipasi bila terjadi kemacetan. SPBU ini merupakan SPBU reguler di mana di tempat itu telah disiagakan truk tangki yang telah berisi BBM," katanya.
Beberapa daerah yang telah disiapkan SPBU Kantong di antaranya Kabupaten Brebes, Tegal, Pekalongan, Kendal, Demak, Banyumas, Kebumen, Magelang, Boyolali, Sragen, serta Cilacap.
Dia mengatakan, untuk mengantisipasi kebutuhan selama arus mudik dan balik, persediaan BBM khususnya premium dan solar akan ditingkatkan sekitar 10 persen dari persediaan pada hari biasa.
"Peningkatan persediaan tersebut akan dimulai sekitar H-10 hingga H+10 Lebaran. Jika per bulan Pertamina menyalurkan premium dan solar sekitar 300 ribu kiloliter, maka mengantisipasi kebutuhan menjelang Lebaran akan ditingkatkan sekitar 10 persen," katanya.
Penambahan stok tersebut terutama untuk SPBU yang berada di jalur-jalur strategis. Ia menjamin kelancaran distribusi BBM selama arus mudik dan balik untuk wilayah Jateng dan DIY.
"Pertamina juga membentuk tim untuk memantau kesiapan sarana dan fasilitas selama H-3 hingga H+3. Selain itu, untuk SPBU yang berada di jalur strategis juga telah diinstruksikan untuk beroperasi selama 24 jam selama H-7 hingga H+7," katanya.




Tak Batasi Permintaan

Langkah lain yang diambil Pertamina dalam memenuhi kebutuhan BBM selama Ramadhan sampai setelah lebaran adalah tidak akan membatasi berapapun permintaan masyarakat baik premium, solar maupun minyak tanah karena stok yang ada cukup aman.
"Kami tidak membatasi berapapun kebutuhan masyarakat dan kami jamin tidak akan terjadi kelangkaan terutama jenis premium yang kebutuhannya cukup tinggi, lebih-lebih mendekati arus mudik hingga pasca lebaran," kata Kepala Wira Penjualan Pertamina Depo V Malang Edit Indriadi di Malang, Rabu.
Diprediksikan kebutuhan BBM selama Ramadhan hingga pasca lebaran mengalami kenaikan sekitar 10 persen hingga 15 persen dari kebutuhan harian yang mencapai 900 kilo liter untuk premium, solar 300 kilo liter dan 670 kilo liter untuk minyak tanah.
Pasokan BBM dua bulan lalu mengalami kendala dan tersendat-sendat bahkan terlambat, karena kapal tanker yang memasok BBM mengalami keterlambatan sandar di pelabuhan sehingga berpengaruh terhadap distribusi di depo-depo maupun pasaran secara umum.
Namun dia menegaskan, saat ini sudah normal kembali bahkan stok untuk musim lebaran tidak ada masalah sama sekali dan dipastikan di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga tidak akan sampai habis apalagi sampai terjadi kelangkaan. "Hanya saja, Pertamina juga memberlakukan subsidi silang terhadap SPBU-SPBU yang ada agar operasional juga tetap jalan," katanya menambahkan. (Abdul Choir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar