Senin, 20 September 2010

Tarif Bus Transjakarta Diusulkan Naik






Kenaikan jumlah penumpang bus Transjakarta pascasterilisasi jalur menyebabkan subsidi untuk tiket membengkak.Pemprov DKI Jakarta berencana merealisasikan kenaikan harga tiket.  Pascasterilisasi jalur, jumlah penumpang bus Transjakarta naik hingga 25,83%.Tarif normal untuk bus Transjakarta Rp6.000,namun penumpang hanya membayar Rp2.000 sebelum pukul 07.00 WIB dan Rp3.500 setelah pukul 07.00 WIB. Dengan demikian, subsidi APBD terhadap tarif tiket bus Transjakarta mencapai Rp2.500– 4.000 per penumpang. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui, besaran subsidi tersebut cukup besar, terlebih jika koridor IX (Pinang Ranti–Pluit) dan koridor X (Cililitan–Tanjung Priok) beroperasi akhir tahun ini. 

Untuk itu,pihaknya segera merealisasikan kenaikan harga tiket bus Transjakarta, seperti yang sudah diwacanakan beberapa bulan lalu. Menurut Fauzi, jumlah penumpang bus Transjakarta di delapan koridor sebanyak 280.000 penumpang per hari.Padahal yang menikmati tiket murah ini adalah orangorang yang mempunyai penghasilan lebih dari cukup. ”Itu (kenaikan tarif) masih dalam kajian dan perlu diperhitungkan secara matang.Perlu juga mengkaji pergerakan pendapatan per kapita di DKI Jakarta.Namun menurut saya, jika dilihat saat ini rasanya penduduk Jakarta masih mampu membeli tiket dengan harga Rp5.000,”kata Fauzi,kemarin. 

Dia menambahkan,beban subsidi tiket bus Transjakarta pada APBD akan terus membengkak seiring dilakukannya sterilisasi jalur di empat koridor. Sebab, kenaikan jumlah penumpang mencapai 25,83%.”Dalam jangka menengah subsidi ini akan semakin berat. Jika beban subsidi mencapai 300.000–350.000 penumpang per hari. Untuk meringankan beban APBD tersebut salah satunya bisa dengan menaikkan harga tiket,” ungkapnya. Meski demikian, Fauzi belum bisa memastikan kapan realisasi kenaikan tarif tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan kajian untuk menghasilkan rumusan yang detail.

”Namun sudah dipastikan, jika harga tiket Transjakarta mengalami kenaikan, sarana dan prasarananya akan ditingkatkan menjadi lebih baik,”janjinya. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta jumlah penumpang di empat koridor pasca sterilisasi mengalami kenaikan hingga 25,83%. Rinciannya, koridor I (Blok M–Kota) dari 69.578 orang naik menjadi 82.792, koridor III (Kalideres–Harmoni) dari 28.975 naik menjadi 37.756, koridor V (Kampung Melayu– Ancol) dari 25.134 naik menjadi 32.156 penumpang dan koridor VI (Ragunan–Dukuh Atas) dari 24.410 naik menjadi 30.775 penumpang. Sementara itu, operasionalisasi bus Transjakarta saat malam takbiran akan dibatasi hingga pukul 18.30 WIB.

Menurut Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristono, pembatasan jam operasi tersebut untuk mengantisipasi kemacetan yang kerap terjadi di malam takbiran. ”Jadi, percuma saja. Jika busway dioperasikan, namun terjebak macet total karena terhalang oleh kepadatan warga yang merayakan takbir,”kata Pristono. Namun, untuk pelaksanaan pembatasan jam operasi ini, Pristono mengaku masih menunggu pengumuman resmi pemerintah mengenai Idul Fitri 1431 H. Jika Lebaran tetap pada Jumat (10/9), bus Transjakarta distop operasi pada pukul 18.30 WIB pada malam takbir.Namun, jika Lebaran Kamis (9/9),operasidihentikanpadapukul 19.00 WIB. 

”Masih menunggu pengumuman resmi pemerintah mengenai hari Lebaran,”ujarnya. Penyesuaian jam operasi bus Transjakarta juga akan dilakukan pada saat Lebaran. Bus Transjakarta baru akan mulai beroperasi pada pukul 09.00 WIB. Anggota Komisi B DPRD DKI Nur Afni Sajim mengaku heran dengan pembatasan jam operasi pada saat malam takbiran.Menurut politisi Partai Demokrat ini,bus Transjakarta harus mampu melayani masyarakat di tengah minimnya ketersediaan angkutan reguler. Sebaliknya,kebijakan jam operasi ini bukan malah dikurangi,tapi seharusnya ditambah. Sehingga masyarakat yang akan bepergian atau pemudik yang akan menuju lokasi keberangkatan seperti terminal dan stasiun dapat memanfaatkan angkutan ini. 

”Bus Transjakarta dapat menjadi pilihan pemudik,karena rute yang dilalui banyak yang melintasi stasiun dan terminal,”ungkapnya. Mengingat pergerakan pemudik akan terjadi bukan hanya pada siang melainkan juga malam hari. Bahkan, pihaknya berharap pada saat malam takbiran jam operasi bus Transjakarta hingga pukul 24.00 WIB. Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen Tangkudung berpendapat, belum saatnya subsidi tarif bus Transjakata dihapus.Menurut dia, untuk mengatasi kemacetan di Jakarta harus memaksa warga menggunakan kendaraan umum dan meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi. 

Nah untuk menarik minat warga, maka harga tiket angkutan umum harus terjangkau. ”Kalau hemat saya belum saatnya subsidi dicabut. Sebaliknya kalau perlu subsidi dipertahankan ataupun ditambah,”kata Ellen. Ellen khawatir, bila subsidi tarif bus Transjakarta dihapus, maka warga akan kembali naik kendaraan pribadi. Padahal Pemprov DKI Jakarta berencana akan melakukan pembatasan kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. ”Biaya naik motor itu relatif murah, jadi kalau tarif angkutan umum cukup tinggi, maka jangan salahkan warga, jika kembali menggunakan motor,”tuturnya. 

Lebih lanjut Ellen menjelaskan, operasionalisasi bus Transjakarta belum didukung oleh sistem yang baik.Hingga sekarang baru delapan koridor yang beroperasi dari target 15 koridor. Selain itu, feeder bus Transjakarta belum maksimal.”Untuk menutupi kelemahan itu, tarif bus Transjakarta harus terjangkau agar warga tertarik,”ujarnya. Dia menambahkan, biaya operasional bis Transjakarta sebenarnya tidak terpengaruh dengan banyaknya penumpang. 

Sebab, dalam setiap perjalanan bus Transjakarta tetap membutuhkan bahan bakar baik dalam keadaan penuh penumpang maupun kosong. (ahmad baidowi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar